RESUME KELOMPOK 4
PERKEMBANGAN JIWA KEAGAMAAN PADA ORANG DEWASA DAN LANJUT USIA
Manusia adalah
makhluk yang eksploratif dan potensial. Dikatakan makhluk yang eksploratif,
karena manusia memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri baik secara fisik
maupun psikis. Manusia disebut sebagai makhluk potensial, karena pada diri
manusia tersimpan sejumlah kemampuan bawaan yang dapat dikembangkan.
A.
Macam-macam Kebutuhan
Dalam bukunya Pengantar Psikologi Kriminil Drs. Gerson W. Bawengan, S.H
mengemukakan pembagian kebutuhan manusia berdasarkan pembagian yang dikemukakan
oleh J.P Guilford sebagai berikut:
1.
Kebutuhan Individual
Terdiri Dari:
a.
Homeostatis
b.
Regulasi
temperatur
c.
Tidur
d.
Lapar
e. Seks
merupakan sebagai salah satu kebutuhan yang timbul dari dorongan mempertahankan
jenis. Sigmunnd Freud menganggap kebutuhan ini sebagai kebutuhan vital pada
manusia. Terutama pada masa remaja kebutuhan ini demikian menonjolnya sehingga
sering menimbulkan pengaruh-pengaruh negatif.
2.
Kebutuhan Sosial
Kebutuhan sosial manusia tidak
disebabkan pengaruh yang datang dari luar (stimulus), seperti layaknya pada
binatang. Kebutuhan sosial pada manusia berbrntuk nilai. Jadi, kebutuhan itu
bukan semata-mata kebutuhan biologis melainkan jugakebutuhan rohaniah. Bentuk-bentuk
kebutuhan ini menurut Guilford terdiri dari:
a. Pujian dan hinaan
b.
kekuasaan dan mengalah
c. Pergaulan
d.
Imitasi dan simpati
e.
Perhatian
Selanjutnya Dr. Zakiah Daradjat dalam
bukunya dalam bukunya Peranan Agama Dalam Kesehatan Mental membagi kebutuhan
manusia atas dua kebutuhan pokok, yaitu:
a. Kebutuhan primer, yaitu kebutuhan
jasmaniah: makan, minum, seks, dan sebagainya (kebutuhan ini didapat manusia
secara fitrah tanpa dipelajari)
b. Kebutuhan sekunder atau kebutuhan
rohaniah: jiwa dan sosial. Kebutuhan ini hanya terdapat pada manusia dan sudah
dirasakan sejak manusia masih kecil
Selanjutnya beliau membagi kebutuhan
sekunder yang pokok menjadi enam macam yaitu:
a.
Kebutuhan
akan rasa kasih sayang
b.
Kebutuhan
akan rasa aman
c.
Kebutuhan
akan rasa harga diri
d.
Kebutuhan
akan rasa bebas
e.
Kebutuhan
akan rasa sukses
f.
Kebutuhan
akan rasa ingin tahu
3.
Kebutuhan Manusia Akan Agama
Selain berbagai macam kebutuhan yang disebutkan di
atas, masih ada lagi kebutuhan manusia yang sangat perlu diperhatikan, yaitu
kebutuhan terhadap agama. Manusia disebut sebagai makhluk yang beragama (homo religius). Ahmad Yamani
mengemukakan, bahwa tatkala Allah membekali insan itu dengan nikmat berfikir
dan daya penelitian, diberinya pula rasa bingung dan bimbang untuk memahami dan
belajar mengenali alam sekitarnya sebagai imbangan atas rasa takut terhadap
kegarangan dan kebengisan akam itu.
Dalam
perkembanagn selanjutnya, tingkah laku keagamaan itu dipengaruhi pula oleh
pengalaman keagamaan, struktur kepribadian serta unsur kejiwaan lainya. Dengan
kata lain, dorongan keagamaan itu berperan sejalan saja dengan kebutuhan
manusia. Selain itu, dorongan ini juga berkembang selaras dengan tingkat usia.
B.
Sikap dan Keberagaman Pada Orang Dewasa
Sejalan dengan
tingkat perkembangan usianya maka sikap keberagamaan pada seorang dewasa antara
lain memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Menerima kebenaran agama berdasarkan pertimbangan pemikiran yang
matang bukan sekedar ikut-ikutan
b. Cenderung bersifat realis sehingga norma-norma agama lebih banyak
diaplikasikan dalam sikap dan tingkah laku
c. bersikap positif terhadap
ajaran dan norma-norma agama dan berusaha untuk mempelajari dan memperdalam
pemahaman keagamaan
d. tingkat ketaatan beragama
didasarkan atas pertimbangan dan tanggung jawab diri hingga sikap keberagamaan
merupakan realisasi dari sikap hidup
e. bersikap lebih terbuka dan
wawasan yang lebih luas
f. bersikap lebih kritis
terhadap materi ajaran agama Sehingga kemantapan beragama selain didasarkan
atas pertimbangan pikiran juga didasarkan atas pertimbangan hati nurani
g. sikap keberagamaan cenderung
mengarah kepada tipe-tipe kepribadian masing-masing sehingga terlihat adanya
pengaruh kepribadian dalam menerima memahami serta melaksanakan ajaran agama
yang diyakininya
h. terlihat adanya hubungan
antara sikap keberagamaan dengan kehidupan sosial sehingga perhatian terhadap
kepentingan organisasi sosial keagamaan sudah berkembang.
C.
Manusia Usia Lanjut dan Agama
Berbagai latar
belakang yang menjadi penyebab kecenderungan sikap keagamaan pada manusia usia
lanjut Seperti dikemukakan diatas bagaimana pun turut memberi gambaran tentang
ciri-ciri keberagaman mereka Secara garis besarnya ciri-ciri keberagamaan di
usia lanjut adalah:
a.
Kehidupan keagamaan
pada usia lanjut sudah mencapai tingkat kemantapan
b.
meningkatnya kecenderungan untuk menerima
pendapat keagamaan
c.
mulai muncul pengakuan terhadap realitas
tentang kehidupan akhirat secara lebih sungguh-sungguh
d.
sikap keagamaan cenderung mengarah kepada
kebutuhan saling cinta antar sesama manusia serta sifat-sifat Luhur
e.
timbul rasa takut kepada kematian yang
meningkat sejalan dengan pertambahan usia lanjut
f.
perasaan takut kepada kematian ini berdampak
pada peningkatan pembentukan sikap keagamaan dan kepercayaan terhadap adanya
kehidupan Abadi atau akhirat
D.
Perlakuan
Terhadap Usia Lanjut Menurut Islam
Manusia usia lanjut
dalam penelitian banyak orang adalah manusia yang sudah tidak produktif lagi
kondisi fisik rata-rata sudah menurun Sehingga dalam kondisi yang sudah uzur
ini berbagai penyakit siap untuk menggerogoti mereka dengan demikian di usia
lanjut ini terkadang muncul semacam pemikiran bahwa mereka berada pada
sisa-sisa umur Menunggu datangnya kematian.
Kelemahan biologis
terlihat mempengaruhi keberadaan manusia usia lanjut ini pada kenyataannya
menurut erich Fromm sikap ketidakberdayaan seperti itu merupakan latar belakang
kesejarahan umat manusia berbeda dengan binatang yang dilengkapi dengan
kemampuan instinctive Makkah manusia dilengkapi dengan kemampuan akal kemampuan
instingtif menyebabkan binatang Memiliki proses adaptasi dengan lingkungan
alamnya kemampuan adaptasi ini menyebabkan binatang dapat menyesuaikan diri
dengan alamnya dengan mengubah dirinya secara autoplastis sebaliknya jika
kemampuan instingtif nya sudah tidak lagi Mampu menyesuaikan diri dengan
lingkungan alamnya maka binatang itu akan mati jadi pilihan hidup dan mati pada
binatang ditentukan oleh kemampuan instingtif nya tidak terjadi perubahan dan
peningkatan insting.
Pada usia senja ini
lazimnya manusia lebih ingin memperoleh pengakuan kejayaan dan prestasi masa lalu
yang pernah dicapai nya tetapi setelah kejayaan itu lepas baik karena pensiun
atau pun tidak aktif lagi dalam berbagai aktivitas kemasyarakatan bila selama
karir kepegawaiannya ia pernah menjadi pejabat maka setelah pensiun ia sama
sekali tidak memiliki kekuasaan lagi perintah dan acungan telunjuknya sudah
hambar karena sudah Kehilangan anak buah dan bawahan demikian pula bila kasus
seperti itu terjadi pada tokoh masyarakat yang pernah di lalukan setelah
mencapai usia senja akan timbul perasaan diasingkan.
Lain halnya dengan
konsep yang dianjurkan oleh Islam perlakuan terhadap manusia usia lanjut
dianjurkan seteliti dan telaten mungkin perlakuan terhadap orang tua yang
berusia lanjut dibebankan kepada anak-anak mereka bukan kepada badan atau Panti
Asuhan termasuk panti jompo perlakuan terhadap orang tua menurut tuntutan Islam
berawal dari rumah tangga Allah menyebutkan pemeliharaan secara khusus orang
tua yang sudah lanjut usia dengan memerintahkan kepada anak-anak mereka untuk
memperlakukan kedua orang tua mereka dengan kasih sayang.
Penjelasan ini
menunjukkan bahwa perlakuan terhadap manusia usia lanjut menurut Islam
merupakan kewajiban agama Maka sangat tercela dan dipandang durhaka Bila
seorang anak tega menempatkan orang tuanya di tempat penampungan atau panti
jompo alasan apa pun tak dapat diterima bagi perlakuan itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar