RESUME KELOMPOK 16
ASPEK–ASPEK PSIKOLOGI YANG BERHUBUNGAN
DENGAN PERKEMBANGAN BERAGAMA
A.
Motivasi Beragama
1.
Pengertian Motivasi
Motivasi itu sendiri merupakan istilah
yang lebih umum digunakan untuk menggantikan tema “ motif-motif “ yang dalam bahasa inggris disebut dengan
motive yang berasal dari motion, yang berarti gerakan atau sesuatu yang
bergerak. Karena itu motivasi erat hubungannya dengan “gerak”, yaitu gerakan
yang dilakukan manusia atau disebut tingkahlaku atau amaliyah. Motivasi dalam psikologi berarti ransangan,
dorongan, atau pembangkit tenaga bagi terjadinya tingkah laku.
2. Peran
Motivasi
Motivasi memiliki beberapa peran dalam
kehidupan manusia, setidaknya ada empat peran motivasi yaitu:
a. Motivasi berfungsi sebagai pendorong manusia dalam berbuat sesuatu,
sehingga menjadi unsur penting dari tingkah laku atau tindakan manusia.
b. Motivasi berfungsi untuk menentukan arah dan tujuan.
c. Motivasi berfungsi sebagai penyeleksi atas perbuatan yang akan
dilakukan oleh manusia baik atau buruk, sehingga tindakkannya selektif.
d. Motivasi berfungsi sebagai penguji sikap manusia dalam beramal,
benar atau salah, sehingga bisa dilihat kebenaran atau kesalahan yang bersifat
emosional dan subyektif.
3.
Jenis Motivasi
Jenis motivasi ada dua yaitu :
a. Motivasi
beragama yang rendah
1) Karena didorong oleh
keinginan untuk mendapat perasaan jah dan riya’
2) Karena ingin mematuhi
orang tua dan menjauhkan larangannya
3) Karena demi gengsi atau
prestise
4) Karena didorong oleh
keinginan untuk mendapatkan sesuatu atau seseorang
5) Karena didorong oleh
keinginan untuk melepaskan diri dari kewajiban agama.
b.
Motivasi beragama yang tinggi
a. Karena didorong oleh keinginan untuk mendapatkan surga dan
menyelamatkan diri dari azab neraka.
b. Karena didorong oleh keinginan untuk beribadah dan mendekatkan diri
kepada Allah.
c. Karena didorong oleh keinginan untuk mendapatkan keridhaan Allah
dalam hidupnya.
d. Karena didorong oleh keinginan untuk mendapatkan kesejahteraan dan
kebahagian hidup.
e. Karena didorong oleh ingin hulul (mengambil tempat untuk menjadi
satu dengan Tuhan).
f. Karena didorong oleh kecintaan (mahabbah) kepada ALLAH SWT.
g. Karena ingin mengetahui rahasia Tuhan dan perraturan Tuhan tentang
segala yang ada (ma’rifah).
h. Karena didorong oleh keinginan untuk al-ittihad (bersatu dengan
Tuhan).
B. Inteligensi Beragama
1. Pegertian Inteligensi
Inteligensi ( kecerdasan ) dalam bahasa
ingris disebut intelligence dan bahasa arab disebut al-dzaka meenurut arti
bahasa adalah pemahaman, kecepatan, dan kesempurnaan sesuatu.
Kecerdasan hanya berkaitan dengan
kemampuan struktur akal ( intellect ) dalam menangkap gejala sesuatu, sehingga
kecerdasan hanya bersentuhan dengan aspek-aspek kognitif ( al-majal al-ma’rifi)
2. Macam-Macam
Inteligensi
a. kecerdasan intelektual adalah kecerdasan yang berhubungan dengan
proses kognitif seperti berpikir, daya menghubungkan dan menilai atau
mempertimbangkan sesuatu.
b. Kecerdasan Emosional
1)
pengertian
kecerdasan emosional merupakan istilah baru yang pertama kali ditemukan oleh
salovey, namun istilah tersebut menjadi popular ditengah-tengah masyarakat.
Kemudian dari istilah tersebut kecerdasan emosional untuk menggambarkan
sejumlah kemampuan mengenali emosi diri sendiri.
2)
Aspek-Aspek
Kecerdasan Emosional
Ari Ginanjar mengemukakan aspek-aspek
yang berhubungan dengan kecerdasan emosional dan spiritual, yaitu :
a)
Konsisten ( istiqamah )
b)
Kerendahan hati ( tawadhu’)
c)
Berusaha dan berserah diri ( tawakkal )
d)
Ketulusan ( ikhlas ) dan totalitas ( kaffah )
e)
Keseimbangan ( tawazun )
f)
Integritas dan penyempurnaan ( ihsan )
c. Kecerdasan
Moral
Kecerdasan moral ialah kemampuan untuk
merenungkan mana yang benar dan mana yang salah, dengan menggunakan kecerdasan
emosional dan intelektual pikiran manusia. Indikator kecerdasan moral adalah
bagaimana seseorang memilikii pengetahuan tentang moral yang benar dan yang
buruk.
d.
Kecerdasan Spritual
Kecerdasan spiritual bukanlah doktrin
agama yang mengajak manusia untuk cerdas memilih salah satu agama, ia merupakan
sebuah konsep yang berhubungan bagaimana seseorang mempunyai kecerdasan dalam
mengelola makna-makna, nilai-nilai dan kualitas kehidupan spritualnya.
e.
Kecerdasan Qalbiah
Kecerdasan qalbiah adalah sejumlah
kemampuan diri secara cepat dan seempurna, untuk mengenal kalbu dan
aktivitas-aktivitasnya, mengelola dan mengekspresikan jenis-jenis kalbu secara
benar, memotivasi kalbu untuk membina hubungan moralitas dengan orang lain, dan
hubungan ubudiah dengan Tuhan.
C. Sikap Keagamaan
Sikap keagamaan merupakan suatu keadaan
yang ada dalam diri seseorang yang mendorong sisi orang untuk bertingkah laku
yang berkaitan dengan agama. Sikap
keagamaan terbentuk karena adanya konsistensi antara kepercayaan terhadap agama
sebagai komponen kognitif perasaan terhadap agama sebagai komponen efektif dan
prilaku terhadap agam sebagai komponen kognitif.
Kemudian bagaimana rasa keagamaan itu
dapat mempengaruhi ketentraman batin seseorang. Berbagai konflik yang terjadi
dalam diri seseorang hingga ia menjadi lebih taat menjalankan ajaran agamanya
atau meninggalkan ajaran itu sama sekali.
Menurut Siti Partini pembentukan dan
perubahan sikap dipengaruhi oleh dua faktor yaitu:
a. Faktor internal, berupa kemampuan menyeleksi dan mengolah atau
menganalisis pengaruh yang datang dari luar, termasuk disini minat dan
perhatian.
b. Faktor eksternal, berupa faktor di luar dari individu yaitu
pengaruh lingkungan yang diterima.
D. Tingkah Laku Keagamaan
1.
Pegertian Tingkah Laku
Tingkah laku itu merupakan tanggapan atau
rangkaian tanggapan yang dibuat sejumlah makhluk hidup. Dalam hal ini, tingkah
laku itu walaupun harus mengikut sertakan tanggapan pada suatu organisine,
termasuk yang ada diotak, bahasa, pemikiran, impian-impian, harapan- harapan,
dan sebagainya, tetapi ia juga menyangkut mental sampai aktivitas fisik.
2.
Pengertian Tingkah Laku Keagamaan
Tingkah laku keagamaan adalah segala
aktivitas manusia dalam kehidupan didasarkan atas nilai-nilai agama yang
diyakininya. Tingkah laku keagamaan tersebut merupakan perwujudan dan jiwa
keagamaan berdasarkan kesadaran dan pengalaman beragama pada diri sendiri.
Tingkah laku keagamaan itu sendiri pada
umumnya didorong oleh adanya suatu sikap keagamaan yang merupakan keadaan yang
ada pada diri seseorang. Dengan sikap itulah akhirnya lahir tingkah laku
keagamaan sesuai dengan kadar ketaatan seseorang terhadap agama yang
diyakininya.
3.
Motivasi Yang Melahirkan Tingkah Laku Keagamaan
Penyebab tingkah laku keagamaan manusia
itu merupakan campuran antara berbagai faktor, baik faktor lingkugan, biologi,
psikologi rohaniah, unsur fungsional, unsur asli dan fitrah atau karunia Tuhan.
Karena itu studi yang mampu membahas masalah empiris, non empiris dan rohaniah
adalah agama.
Menurut Nico Syukur Dister terdapat empat hal
yang menyebabkan seorang memunculkan tingkah laku keagamaan, yaitu :
a.
untuk mengatasi frustasi
b.
untuk menjaga kesusilaan serta tata tertip masyarakat
c.
untuk memuaskan intelek yang ingin tahu
d.
untuk mengatasi ketakutan
E. Ketaatan Beragama
Ketaatan beragama membawa dampak positf
terhadap kesehatan mental karena pengalaman membuktikan bahwa seseorang yang
taat beragama ia selalu mengingat Allah SWT. Karena banyaknya seseorang
mengingat Allah SWT, jiwa akan semakin tentram.
Untuk lebih jelasnya dapat diperincikan
sebagai berikut :
1.
Faktor psikologis yaitu kepribadian dan kondisi mental.
2.
Faktor umum yaitu anak-anak, remaja, dewasa dan tua.
3.
Faktor kelamin yaitu laki-laki dan wanita.
4.
Faktor pendidikan yaitu orang awam, pendidikan menengah dan intelektual.
5.
Faktor stratifikasi social yaitu petani, buruh, karyawan, pandangan dan
sebagainya.
F. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa perkembangan jiwa
keagamaan dipengaruhi oleh berbagai aspek psikologis yang secara tidak langsung menyatakan bahwa antara
agama dan psikologi saling mempengaruhi, yakni diantaranya dalam hal motivasi
beragama, intelegensi (kecerdasan) beragama, sikap beragama, tingkah laku
beragama, dan ketaatan beragama.
Motivasi memiliki beberapa peran dalam
kehidupan untuk menjalankan aktivitas keagamaan, ada empat motivasi yang
berperan dalam kehidupan manusia. Motivasi berfungsi sebagai pendorong manusia
dalam berbuat sesuatu, penyeleksi atas perbuatan, menentukan arah dan tujuan,
penguji manusia dalam beramal.
Intelegensi berarti kapasitas umum dari
seorang individu yang dapat dilihat padakesanggupan pikirannya dalam mengatasi
tuntutan kebutuhan-kebutuhan baru, keadaan rohaniah secara umum yang dapat
disesuaikan dengan problem-problem dan kondisi-kondisi yang baru didalam
kehidupan.
Didalam sikap keagamaan antara komponen
kognitif, efektif dan kognatif saling berintegrasi sesamanya secara kompleks.
Sikap keagamaan bukan merupakan bawaan akan tetapi dalam pembentukan dan
perubahannya ditentukan oleh faktor internal dan eksternal.
Tingkah laku keagamaan itu itu sendiri
pada umumnya didorong oleh adanya suatu sikap keagamaan yang merupakan keadaaan
yang ada pada diri seseorang. Sedangkan
Ketaatan beragama membawa dampak positf terhadap kesehatan mental karena
pengalaman membuktikan bahwa seseorang yang taat beragama ia selalu mengingat
ALLAH SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar