RESUME KELOMPOK 20
MISTISME
A.
Pengertian Mistisme
Pengertian
mistisme merupakan terminologi dari kaum Orientalis Barat yang dapat disamakan
dengan pengertian Tasawuf dalam Islam.
Tujuan
dari mistisme adalah memperoleh hubungan langsung secara sadar dengan Tuhan,
sehingga disadari benar bahwa seseorang berada, dihadirat Tuhan.
Menurut
Harun Nasution, intisari Mistisme, termasuk didalamnya sufisme, ialah kesadaran
akan adanya komunikasi dan dialog antara roh manusia dengan Tuhan dengan
mengasingkan diri dari berkontempalasi.
Mistisme
dijumpai dalam semua agama baik agama langit (teistik), seperti Islam, Yahudi,
Nasrani maupun agama bumi (non teistik) seperti agama Budha, Shinto, dsb.
Dalam
psikologi agama mistisme tidak dilihat dari segi ajarannya akan tetapi dilihat
dari segi pengaruh mistik tersebut dengan prilaku beragama para penganutnya.
Itulah sebabnya mistisme termasuk salah satu aspek yang dikaji dalam psikologi
agama.
B.
Hal-Hal yang Termasuk Mistisme
1. Ilmu Gaib
Yang dimaksud dengan ilmu gaib disini adalah
cara-cara dan maksud menggunakan kekuatan-kekuatan yang diduga ada di alam
gaib, yaitu yang tidak dapat diamati oleh rasio dan pengalaman fisik manusia.
Kekuatan-kekuatan gaib ini dipercayai
berada di tempat-tempat tertentu, pada benda-benda (pusaka) ataupun berada dan
menjelma dalam tubuh manusia.
Sejalan dengan kepercayaan tersebut
timbullah fetisen, tempat keramat dan dukun sebagai wadah dari kekuatan gabib.
Berdasarkan fungsinya kekuatan gaib itu dapat dibagi menjadi:
a. Kekuatan gaib hitam (black-magic),
untuk dan mempunyai pengaruh jahat.
b. Kekuatan gaib merah (red-magic),
untuk melumpuhkan kekuatan kemauan orang lain (hypnotisime).
c. Kekuatan gaib kuning (yellow-magic),
untuk praktek occultisme.
d. Kekuatan gaib putih (white-magic)
untuk kebaikan.
Dari
uraian itu dapat diambil suatu kesimpulan, ilmu gaib memegang peranan dalam
keperluan pribadi dan tidak mempunyai makna yang langsung bagi masyarakat umum.
2. Magis
Magis ialah suatu tindakan dengan
anggapan, bahwa kekuatan gaib bisa mempengaruhi duniawi secara nonkultus dan
nonteknis berdasarkan kenangan dan pengalaman. Orang mempercayai bahwa
karenanya orang dapat mencapai suatu tujuan yang diingininya dengan tidak
memperhatikan hubungan sebab akibat secara langsung antara perbuatan dengan
hasil yang diingini.
Untuk
menjelaskan hubungan antara usur-unsur kebatinan ini kita kaitkan magis ini
dengan masalah lain yang erat hubungannya.
a. Magic dan takhayul
b. Magic dan
Ilmu Gaib
c. Magic dan
Kultus
3. Para Psikologi
Menurut para psikologi, gejala jiwa manusia itu dapat dibagi atas:
a.
Gejala
jiwa yang normal, yang terdapat pada orang yang normal.
b.
Gejala
jiwa yang a-normal terdiri dari:
1) Gejala jiwa supra-normal yang terdapat
pada tokoh-tokoh pemimpin yang terkenal dan genius.
2) Gejala jiwa paranormal, yang terdapat
pada manusia normal dengan beberapa kelebihan yang menyebabkan ia mempunyai
beberapa kemampuan berupa gejala-gejala yang terjadi tanpa melalui sebab akibat
panca indera.
3) Gejala jiwa abnormal, yaitu gejala jiwa
yang menyimpang dan gejala ini biasa terjadi karena gangguan jiwa (neurose) dan
sakit jiwa (psychose).
4. Kebatinan
a. Pengertian
Kata
“kebatinan” berasal dari bahasa arab yaitu bathin yang berarti perut sebelah
dalam, tersembunyi rohani, azazi. Sedangkan lawan dari kata “bathin”
adalah “zhahir” yang berarti punggung, sebelah luar, jasmani.
Untuk
mendefinisikan “kebatinan” ini sangat sulit karena dalam ajaran kebatinan itu
terdapat perbedaan-perbedaan yang kadang-kadang ajarannya itu hanya bersifat
lokal raja. Dengan memperhatikan ajaran dan kebatinan itu penulis mencoba
merumuskan suatu definisi kebatinan yaitu: “suatu paham atau aliran yang
mengutamakan hidup kejiwan guna menemukan jalan menempatkan manusia pada tempat
yang sewajarnya di tengah masyarakat dan mencari hubungan yang seakrab-akrabnya
dengan Tuhan kalau perlu bersatu dengan Tuhan. Ilmu kebatinan pada umumnya
bermaksud untuk menemukan jalan yang dapat menempatkan manusia pada tempat yang
sewajarnya di tengah-tengah masyarakat didunia dan juga dalam hubungannya
dengan tuhan. Selain itu dalam ilmu kebatinan pelaksanaan syarat-syarat
ilmunya. Selain itu dalam ilmu kebatinan pelaksanaan syarat-syarat ilmu
tergantung kepada masing-masing individu. Menurut pendapat djojodiguno, berdasarkan
hasil penelitiannya di indonesia, aliran kebatinan (aliran kepercayaan) dapat
dibedakan menjadi:
a. Golongan yang hendak menggunakan
kekuatan gaib untuk melayani berbagai keperluan manusia (Ilmu Gaib).
b. Golongan yang berusaha untuk
mempersatukan jiwa manusia dengan Tuhan selama manusia itu masih hidup agar
manusia itu dapat merasakan dan megetahui hidup di alam yang baka sebelum
manusia itu mengalami inati.
c. Golongan yang berniat mengenal tuhan,
dan menembus dalam rahasia ketuhanan sebagai tempat asal dan kembalinya
manusia.
d. Golongan yang berhasrat untuk menempuh
budi luhur di dunia serta berusaha menciptakan masyarakat yang saling
menghargai dan cinta mencintai dengan senantiasa mengindahkan perintah-perintah
tuhan.
Dalam prakteknya maka
golongan-golongan itu bercampur aduk satu sama lainnya sehingga sulit untuk
memisahkannya.
b. Sebab-sebab lahirnya kebatinan
1. Menurut Selo Sumarjan dalam
simposium “Mengamankan sila ketuhanan yang maha esa” tanggal 4 februari 1966 di
jakarta. Dalam evolusi sistem-sistem kepercayaan diuraikan sebagai berikut:
Manusia dan masyarakat hidup dalam dua
ligkungan, yaitu lingkungan alam dan lingkungan masyarakat. Lingkungan alam
meliputi: benda organisasi yang hidup di sekitar manusia, lingkungan masyarakat
adalah masa manusia yang berada di sekitar diri ndividu.
Dalam kedua
macam lingkungan ini manusia mempertahankan dan mengembangkan hidupnya. Bagi
manusia yang kurang pengalaman dan pengetahuan terpaksa menyerah dalam
menghadapi keadaan lingkungan ini. Didorong oleh keinginan untuk mempertahankan
hidupnya maka timbul dari mereka untuk mencari jalan agar pengaruh alam itu
tidak merugikan dan membinasakan mereka. Manusia menciptakan mantra-mantra yang
di anggap sakti untuk menguasai, menangkal, dan membinasakan kekuatan gaib,
perkembangan itu melibatkan masyarakat umum atau individu.
2. Menurut hamka, karena ada
usaha-usaha dan segolongan orang-orang yang tak senang terhadap ajaran islam,
mereka berusaha mengaburkan islam dengan cara menafsirkan sendiri.
3. Baroron Baried mengutip pendapat
A Jhon dalam buku “Historians of South East Asia” oleh D.G.E Hall
(editor) dengan judul muslim datang dari india selatan, yang membawanya adalah
ahli sufi yang ikut serta dengan rombongan pedagang. Dalam tasawuf memang ada
aliran batiniah yang merupakan cabang dari golongan syiah.
4. Menurut Soedjitosatrodiharjo,
adalah karena “out of place” yang mengakibatkan frustrasi dalam situasi sosial
yang melingkupi hidupnya, dia akan mencari sesuatu yang menentramka jiwanya.
5. Di samping itu ada para pakar
yang berpendapat bahwa di antara sebab-sebab lahirnya aliran kebatinan karena:
a) Pengaruh kepercayaab agama hindu
dan agama budha yang tak kunjung hilang dalam kehidupan masyarakat.
b) Pemimpin agama resmi kurang
memperhatikan soal-soal batin dan tidak cakap mengumpulkan prinsip pokok bagi
seorang manusia, bagaimana dia menentukan sikapnya dalam menghadapi berbagai
kesulitan.
c) Ketakutan karena kehilangan
kedudukan, bahaya hari depan kematian dan sebagainya.
C. Sifat-sifat ajaran kebatinan
Walaupun aliran kebatinan
mempunyai berbagai aliran-aliran yang
banyak yang bentuk kepercayaanya berbeda- beda namun mempunyai kesamaan
dalam sifatnya.diantara nya adalah:
1) Bersifat batin, yaitu mengutamakan hidup
kerohaian dari pada kebendaan karena sifat inilah jarang sekali ditemui dalam
ajaran kebatinan bagaimana cara mengolah dunia yang serba aneka ragam macamnya
ini.
2) Mementingkan rasa, yaitu karena kebtinan
kadang tidak bisa diterima oleh akal dan hanya bisa diterima oleh perasaan
3) Bersifat asli, yaitu yang dapat dilihat
dari segi bahasa, kepribadian, dan kebudayaan terutama yang asli dari jawa atau
sunda.
4) Hubungan erat antar warga, yaitu mereka
tidak brsatu karena tidak tertulis dalam daftar anggota, melainkan satu
paguyuban.
5) Mengutamakan budi luhur, yaitu sebagai
reaksi sebagai bentuk dekadensi dan kembali kepada kesusilaan asli
D.
Pokok-pokok ajaran kebatinan
1) Ajaran Tentang Tuhan
2) Ajaran Tentang Manusia
Ajaran kebatinan berpendapat bahwa
manusia terdiri atas tiga unsur yaitu: (1) badan kasar , (2) badan halus, (3)
jiwa atau sukma
a) Badan kasar atau tubuh panca indra
adalah bentuk yang dapat diamati dengan panca indra, menurut aliran sapta darma
badan kasar ini terdiri dari sari bumi sedangkan menurut summurah berasal dari
substansi yang berasal dari empat unsur yaitu : air, api, angin, dan tanah
b) Badan halus terdiri dari kelompok nafsu
yaitu nafsu muthmainah, nafsu amarah, nafsu lawwamah, dan suufiah. Jiwa atau
sukma atau batin yang menurut aliran summurah berasal dari roh suci atau allah,
3) Ajaran Tentang Penciptaan Alam
4) Ajaran Tentang Fana
5) Ajaran tentang Ittihad
6) Ajaran Tentang Tujuan hidup
E. Aliran kebatinan dan Schizoprenia
Yang
menggerakkan seseorang untuk memasuki aliran kebatinan ada berbagai motif
kejiwaan yaitu: rasa ingin tahu, rasa tidak aman, kurang percaya diri pada
aliran kebatinan. Akibat psikologis dari aliran kebatinan dapat berupa :
1. Pemimpin terlalu terlibat secara
emosional terhadap pengikutnya; jatuh cinta, free sex, dan lainnya
2. Pemimpin cenderung membiarkan individu
tergantung pada kharismanya yang mungkin mengarah kepada kultus individu
3. Sering terjadi unsur eksploitasi dan
pribadi yang megidap paranoida yang ingin menarik simpati
4. Memungkinkan terjadinya depresi yang
menjurus kearah pengorbanan diri dan keinginan bunuh diri ( suicide)
5. Memnerikan kemungkinan penampungan
kepada enderita schizoprenia dan para pemimpin biasanya tidak bisa memberikan
psikoterapinya.
Dalam aliran kebatinan dikenal satu cara meditasi yang mengarah ke kehidupan mistik. Menurut Evelyn Underhill
stadium meditasi itu umumnya adalah:
1) Kebangunan diri pribadi ke arah realitas
ketuhanan, pada stadium ini individu mengalami eksaltasi dengan kegembiraan
yang terlampau
2) Purgation yaitu suatu stadium kesediaan
dan usaha, individu mulai menyadari kemuliaan dan keindahan tuhan.sehingga
menimbulkan kessedihan dirinya, ia merasa dirinya yang lemah dan tak kuasa
3) Ilumination yaitu stadium kegembiraan
yang sebenarnya yang menjurus kesuatu perasaan seakan terlepas dari kehidupan
alam fana dan timbul kesadaran akan kehadiran tuhan
4) Purifikasi yaitu kesempurnaan pribadi
yaitu individu menyadari antara kehadiran tuhan dengan menyatukan diri dengan
tuhan, melaksanakan nya yaitu dengan cara penyatuan diri dengan tuhan secara
sempurna maka ia mematikan dan menghilangkan naluri manusia.
5) Persatuan dan kehidupan absolute yaitu
pada stadium ini individu sudah merasakan dirinya bersatu dengan tuhan sehingga
jiwanya telah memasuki alam yang tak terbatas dan abadi.
Jika dianalisis secara psikologi,
secara berurutan stadium meditasi tersebut terlihat dari gejala gejala kejiwaan
sebagai berikut.
a) Respon terhadap dunia luar menyempit
b) Timbulnya eksaltasi dan kesedihan yang
mendalam
c) Timbulnya gejala dissosiasi, halusinasi,
dan waham
d) Terdapat kebekuan dorongan berbuat,
hilang kemampuan penerimaan rangsangan dan keinginan untuk menilai keadaan lingkungan.
Ditinjau dari gejala penderita schizoprenia,
maka tampak hampir bersamaan penderita ini mengalami gejala-gejala:
a) Kekaburan individualitas yang disebabkan
oleh proses disintegrasi kepribadian. Penderita tak dapat membedakan antara ego
dan dunia luar sehingga dalam penghayatan dirinya dari dunia luar menjadi satu
b) Dengan adanya disintegrasi itu penderita
memiliki predisposisi khusus yang cenderung untuk menafsirkan sesuatu
yang kadang-kadang irrealistik dan melakukan tindakan yang asosial. Hal
ini disebabkan oleh adanya kekacauan psikotik
c) Timbulnya hallusinasi yang menyebabkan
terjadinya anxiety yang hebat sehingga dapat menimbulkan frustasi dan panicreaktion
serta perbuatan nekad.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar