Minggu, 06 Oktober 2019

AGAMA DAN PENGARUHNYA DALAM KEHIDUPAN


RESUME KELOMPOK 12
AGAMA DAN PENGARUHNYA DALAM KEHIDUPAN
Agama sebagai bentuk keyakinan manusia terhadap sesuatu yang bersifat Adikordrati (Supernatural) ternyata seakan menyertai manusia dalam ruang lingkup kehidupan yang luas. Agama memiliki nilai-nilai bagi kehidupan manusia sebagai orang per orang maupun dalam hubungannya dengan kehidupan bermasyarakat. Selain itu agama juga memberi dampak bagi kehidupan sehari-hari. Dalam makalah ini akan membahas Agama dan Pengaruhnya Dalam Kehidupan.
Banyak sekali definisi dari agama yang telah diajukan, namun salah satu pendekatan yang paling komprehensif dalam menjelaskan agama adalah pendekatan yang menyatakan bahwa agama mencakup:
1.  Doktrin (ajaran-ajaran tentang keimanan),
2.  Mitos (narasi historis yang bersifat sakral),
3.  Etika (kode-kode moral yang bersandar pada ajaran Tuhan),
  4. Praktik peribadatan atau ritual (bentuk penyerahan diri terhadap kekuatan adikodrati),
5.  Pengalaman keagamaan, mistik, spiritual,
6.  Institusi sosial.
A.    Pengaruh Agama Terhadap Kehidupan Individu
Agama dalam kehidupan individu berfungsi sebagai suatu sistem nilai yang memuat norma-norma tertentu. Secara umum norma-norma tersebut menjadi kerangka acuan dalam bersikap dan bertingkah laku agar sejalan dengan keyakinan agama yang dianutnya. sebagai sistem nilai agama memiliki arti yang khusus dalam kehidupan. Dilihat dari fungsi dan peran agama dalam memberi pengaruhnya terhadap individu, baik dalam bentuk sistem nilai, motivasi maupun pedoman hidup, maka pengaruh yang paling penting adalah sebagai pembentuk kata hati. Kata hati menurut Erich Fromm adalah panggilan kembali manusia kepada dirinya. Erich Fromm membagi kata hati menjadi: kata hati otoritarian dan kata hati humanistik. Kata hati otoritarian dibentuk oleh pengaruh luar, sedangkan kata hati humanistik berssumber dari dalam diri manusia. Kata hati humanistik adalah pernyataan kepentingan diri dan integrasi manusia, sementara kata hati otoritarian berkaitan dengan kepatuhan, pengorbanan diri dan tugas manusia atau penyesuaian sosialnya.
Ada beberapa fungsi agama dalam kehidupan individu antara lain :
1.      Agama Sebagai Sumber Nilai dalam Menjaga Kesusilaan.
2.      Agama Sebagai Sarana untuk Mengatasi Prustasi
3.        Agama sebagai sarana untuk mengatasi ketakutan.
4.      Agama sebagai sarana untuk memuaskan keingintahuan
B.     Pengaruh Agama Terhadap Kehidupan Masyarakat
Masyarakat adalah gabungan dari kelompok individu yang terbentuk berdasarkan tatanan sosial tertentu. Dalam kepustakaan ilmu-ilmu sosial dikenal tiga bentuk masyarakat, yaitu : mayarakat homogen,  masyarakat majemuk, masyarakat heterogen.
Terlepas dari penggolongan masyarakat tersebut, pada dasarnya masyarakat terbentuk dari adanya solidaritas dan konsensus. Kedua aspek ini menurut E. Durkheim merupakan pengikat dalam kehidupan masyarakat. Apabila kedua unsur tersebut hilang dari suatu masyarakat, maka akan terjadi disorganisasi sosial serta bentuk sosial dan kultur sosial yang telah mapan akan ambruk. Kondisi ini disebut dengan “anomir”.
Masalah agama tak akan mungkin dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat, karena agama itu sendiri ternyata diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat.
Dalam prakteknya fungsi agama dalam masyarakat antara lain:
1.      Berfungsi Edukatif
2.      Berfungsi penyelamat
3.      Berfungsi sebagai perdamaian
4.      Berfungsi sebagai social  control
5.      Berfungsi sebagai pemupuk rasa solidaritas
6.      Berfungsi transformative
7.      Berfungsi kreatif
8.      Berfungsi sublimatif
C.    Agama Dan Pembangunan
Prof. Dr. Ali mengemukakan bahwa peranan agama dalam pembangunan adalah:
1.      Sebagian etos pembangunan
Maksudnya adalah bahwa agama yang menjadi anutan seseorang atau masyarakat jika diyakini atau dihayati secara mendalam mampu memberikan sesuatu tatanan nilai norma dalam sikap.selanjutnya nilai norma tersebut akan memberikan garis-garis pedoman tingkah laku seseorang dalam bertindak, sesuai dengan ajaran agamanya.
2.      Sebagai motivasi
Ajaran agama yang sudah menjadi keyakinan mendalam akan mendorong seseorang atau kelompok untuk mengejar tingkat kehidupan yang lebih baik. Pengalan ajaran agama tercermin dari pribadi yang berprestasi dalam peningkatan mutu kehidupan tanpa mengharapkan imbalan yang berlebihan.
Melalui motivasi keagamaan seseorang terdorong untuk berkorban baik dalam bentuk materi maupun tenaga ataupun pemikiran. Pengorbanan ini merupakan aset yang potensial dalam pembangunan.
D.    Agama Dan Spiritualisme
Spirituallisme mengacu kepada kosa kata latin spirit atau spiritus yang berarti nafas. Adapun kerja spirare yang berarti untuk berafas, dan memiliki nafas artinya memiliki sepirit.
Dalam pandangan syayid mujtaba musawi lari, sebenarnya spiritual merupakan kebutuhan manusia. Kebutuhan dan dorongan rohami yang telah ditempatkan dalam jiwa manusia. Sebagai potensi dasar, manusia senantiasa terdorong untuk mencari dan menemukannya melalui berbagai cara. Melalui perenungan filsafat ataupun penelusuran terhadap nilai-nilai ajaran agama.
Pemikiran filsafat mengacu kepada upaya untuk mengungkap nilai-nilai hakiki. Padahal nilai-nilai hakiki itu termuat dalam ajaran agama. Spiritualitas itu sendiri berada pada hati nurani agama.oleh sebab itu, menurut nurcholis madjid jika seseorang memahami hati nurani agama, dialog agama menjadi mudah.dengan spiritualitas sejatinya kedamaian hidup bisa diwujudkan.spiritualitas hakikatnya adalah kepedulian lintas agama, lintas ras, lintas bangsa, maupun lintas geografis. Jelasnya , spiritualitas merupakan kepedulian paripurna, yakni kepedulian lintas makhluk.
E.     Doa
Doa tak dapat dilepaskan dari nilai-nilai spiritualisme. Secara umum, doa dijumpai baik dalam kehidupan masyarakat beragama, penganut aliran kepercayaan (non agama), maupun paganisme (animisme). Doa ada juga kaitannya dengan kondisi kejiwaan manusia.
1.      Doa dan Bencana.
2.      Mengusir makhluk halus.
3.      Mencoba mengubah takdir.
4.      Pengobatan.
F.     Agama dan Kesetaraan Gender
Permasalahan seputar gender tak dapat hanya dilihat dari tampilan dalam kondisi yang ada sekarang. Akar permasalahannya perlu ditelusuri jauh kebelakang, meniti latar belakangnya sejarah perkermbangan peradapan manusia di zaman ke zaman.
1.      Sejarah kelam kaum perempuan  
Zaman berubah, tapi perlakuan terhadap kaum perempuan hampir tak pernah beranjak. Sejak dari zaman kuno hingga ke zaman modern sekarang ini, kaum perempuan selalu ditempatkan sebagai “bawahan” kaum laki-laki.berada dibawah perintah laki-laki.status ini tampaknya bersumber dari latar belakang perjalanan sejarah yang cukup panjang. Salah satu diantaranya dapat dilacak dari kata family (keluarga).
2.      Jahiliyah Modern
Perlakuan kasar yang tidak manusiawi terhadap kaum perempuan rupanya bukan “monopoli” budaya masyarakat “biadab” dizaman kuno. Dalam kehidupan masyarakat “beradab” di abad modern sekarang ini, perlakuan serupa terus belangsung. Modus operandingnya bisa saja berbeda. Namun intinya sama, yakni penistaan terhadap harkat dan martabat kaum perempuan. Dan ini terus berlangsung dan berulang sejak zaman dahulu hingga ke era global ini. Berlanjut dalam sebuah siklus “budaya kelam”.
Namun sayangnya, kecenderungan seperti itu seakann tidak memper” kuarang” atau terlalu lamban berkembang. Kisah pilu masa lalu kaum perempuan masih juga mencuap. Bahkan terkesan meningkat jadi lebih “ sadis”. Kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) merupakan gambaran yang paling treansparan tentang perlakuan terhadap kaum perempuan.
3.      Keluhuran ajaran agama
Betapapun “ringannya” bentuk “penistaan” terhadap kaum perempuan, ternyata sama sekali tidak terkait dengan “ajuran” ataupun norma-norma ajaran agama manapun.agama yang menjunjunbg nilai-nilai keluhuran, jelas tak bakal membenarkan perlakuan “kasar” terhadap kaum perempuan. Apalagi sampai ketingkat pelecehan, pelanggaran susila, pelacuran maupun eksploitasi kaun perempouan.
Terlalu banyak pernyataan Rasulullah Saw. Yang mengindikasikan perlakuan baik terhadap kepada perempuan. “ortang mu’min yang sempurna imannya dalah yang baik akhlaknya. Sebaik-baik akhlak (seorang laki-laki mu’min) adalah yang terbaik kepada (memperlakukan) istrinya”, jelas Rasulullah Saw. Perlakuan baik kepada kaum perempuan ditempatkan sebagai tolak ukur peringkat keimanan dan kemuliaan akhlaknya. Laki-laki yang memperlakukan istrinya dengan baik, menandakan kemuliaan akhlaknya selaku suami, damn kesempurnaan imannya selaku muk’min. Pernyataan ini bila saja diterapkan dan dipedomani dalam kehidupan berumah tangga, dijamin tak bakal terjadi KDRT. Bentuk kekerasan yang mengalami hingga kebentuk kekerasan yang lebih berat.
Lalu berikutnya, dalam kehidupan sosial, peluang kaum perempuan untuk memainkan perannya juga terbuka lebar. Sebagai contoh, adalah dalam aktivitas berikut ini:
a.       Dalam bidang kemiliteran (logistik dan kesehatan)
b.      Bidang propesional
c.       Dalam keluarga
Hak memilih nuntuk calon suami.” Janda tidak boleh dinikahkan, sehingga diminati kesediaannya, dan perawan tidak boleh dinikahkan sehingga dimintai izin”, sabda Rasuliullah Saw. (HR Bukhari dan Muslim).
1.      Pembagian tugas dalam keluarga
2.      Tolong menoilong dalam kepemimpinan
3.      Tolong menolong dalam mencari nafkah
4.      Tolong menolong dalam memelihara dan mendidik anak
5.      Tolong menolong dalam mengatur urusan rumah tangga
6.      Hak istri menuntut cerai ( abu syuqqah, 1993:138-139)
Meskipun dalam posisi yang sama, tetapi sebagai makhluk ciptaan, sang Maha Pencipta telah menganugrahkan perbedaan kodrat yang sama sekali tidak bakal mungkin dipaksa untuk disetarakan. Dengan adanya perbedaan secara kodrati ini maka laki-laki dan perempuan jadi saling membutuhkan. Upaya yang paling tepat untuk mengatasinya perbedaan ini adalah dengan membina kerukunan, keharmonisan, dan keserasian, bukan keseteraan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar