RESUME KELOMPOK 12
AGAMA DAN PENGARUHNYA DALAM
KEHIDUPAN
Agama sebagai
bentuk keyakinan manusia terhadap sesuatu yang bersifat Adikordrati
(Supernatural) ternyata seakan menyertai manusia dalam ruang lingkup kehidupan
yang luas. Agama memiliki nilai-nilai bagi kehidupan manusia sebagai orang per
orang maupun dalam hubungannya dengan kehidupan bermasyarakat. Selain itu agama
juga memberi dampak bagi kehidupan sehari-hari. Dalam makalah ini akan membahas
Agama dan Pengaruhnya Dalam Kehidupan.
Banyak sekali definisi dari agama yang telah
diajukan, namun salah satu pendekatan yang paling komprehensif dalam
menjelaskan agama adalah pendekatan yang menyatakan bahwa agama mencakup:
1. Doktrin (ajaran-ajaran tentang
keimanan),
2. Mitos (narasi historis yang bersifat
sakral),
3. Etika (kode-kode moral yang
bersandar pada ajaran Tuhan),
4. Praktik peribadatan atau ritual (bentuk
penyerahan diri terhadap kekuatan adikodrati),
5. Pengalaman keagamaan, mistik,
spiritual,
6. Institusi sosial.
A.
Pengaruh Agama Terhadap
Kehidupan Individu
Agama dalam
kehidupan individu berfungsi sebagai suatu sistem nilai yang memuat norma-norma
tertentu. Secara umum norma-norma tersebut menjadi kerangka acuan dalam
bersikap dan bertingkah laku agar sejalan dengan keyakinan agama yang
dianutnya. sebagai sistem nilai agama memiliki arti yang khusus dalam
kehidupan. Dilihat dari fungsi dan peran agama dalam memberi pengaruhnya
terhadap individu, baik dalam bentuk sistem nilai, motivasi maupun pedoman
hidup, maka pengaruh yang paling penting adalah sebagai pembentuk kata hati.
Kata hati menurut Erich Fromm adalah panggilan kembali manusia kepada dirinya.
Erich Fromm membagi kata hati menjadi: kata hati otoritarian dan kata hati
humanistik. Kata hati otoritarian dibentuk oleh pengaruh luar, sedangkan kata
hati humanistik berssumber dari dalam diri manusia. Kata hati humanistik adalah
pernyataan kepentingan diri dan integrasi manusia, sementara kata hati
otoritarian berkaitan dengan kepatuhan, pengorbanan diri dan tugas manusia atau
penyesuaian sosialnya.
Ada beberapa fungsi agama dalam kehidupan
individu antara lain :
1.
Agama Sebagai
Sumber Nilai dalam Menjaga Kesusilaan.
2.
Agama Sebagai
Sarana untuk Mengatasi Prustasi
3.
Agama
sebagai sarana untuk mengatasi ketakutan.
4.
Agama sebagai
sarana untuk memuaskan keingintahuan
B.
Pengaruh Agama
Terhadap Kehidupan Masyarakat
Masyarakat
adalah gabungan dari kelompok individu yang terbentuk berdasarkan tatanan
sosial tertentu. Dalam kepustakaan ilmu-ilmu sosial dikenal tiga bentuk
masyarakat, yaitu : mayarakat homogen, masyarakat majemuk, masyarakat
heterogen.
Terlepas dari
penggolongan masyarakat tersebut, pada dasarnya masyarakat terbentuk dari
adanya solidaritas dan konsensus. Kedua aspek ini menurut E. Durkheim merupakan
pengikat dalam kehidupan masyarakat. Apabila kedua unsur tersebut hilang dari
suatu masyarakat, maka akan terjadi disorganisasi sosial serta bentuk sosial
dan kultur sosial yang telah mapan akan ambruk. Kondisi ini disebut dengan “anomir”.
Masalah agama
tak akan mungkin dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat, karena agama itu
sendiri ternyata diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat.
Dalam
prakteknya fungsi agama dalam masyarakat antara lain:
1.
Berfungsi
Edukatif
2.
Berfungsi
penyelamat
3.
Berfungsi
sebagai perdamaian
4.
Berfungsi
sebagai social control
5.
Berfungsi
sebagai pemupuk rasa solidaritas
6.
Berfungsi
transformative
7.
Berfungsi
kreatif
8.
Berfungsi
sublimatif
C.
Agama Dan
Pembangunan
Prof. Dr. Ali
mengemukakan bahwa peranan agama dalam pembangunan adalah:
1.
Sebagian etos
pembangunan
Maksudnya
adalah bahwa agama yang menjadi anutan seseorang atau masyarakat jika diyakini
atau dihayati secara mendalam mampu memberikan sesuatu tatanan nilai norma
dalam sikap.selanjutnya nilai norma tersebut akan memberikan garis-garis
pedoman tingkah laku seseorang dalam bertindak, sesuai dengan ajaran agamanya.
2.
Sebagai
motivasi
Ajaran agama
yang sudah menjadi keyakinan mendalam akan mendorong seseorang atau kelompok
untuk mengejar tingkat kehidupan yang lebih baik. Pengalan ajaran agama
tercermin dari pribadi yang berprestasi dalam peningkatan mutu kehidupan tanpa
mengharapkan imbalan yang berlebihan.
Melalui
motivasi keagamaan seseorang terdorong untuk berkorban baik dalam bentuk materi
maupun tenaga ataupun pemikiran. Pengorbanan ini merupakan aset yang potensial
dalam pembangunan.
D.
Agama Dan
Spiritualisme
Spirituallisme
mengacu kepada kosa kata latin spirit atau spiritus yang berarti nafas. Adapun
kerja spirare yang berarti untuk berafas, dan memiliki nafas artinya memiliki
sepirit.
Dalam pandangan
syayid mujtaba musawi lari, sebenarnya spiritual merupakan kebutuhan manusia.
Kebutuhan dan dorongan rohami yang telah ditempatkan dalam jiwa manusia.
Sebagai potensi dasar, manusia senantiasa terdorong untuk mencari dan
menemukannya melalui berbagai cara. Melalui perenungan filsafat ataupun
penelusuran terhadap nilai-nilai ajaran agama.
Pemikiran
filsafat mengacu kepada upaya untuk mengungkap nilai-nilai hakiki. Padahal
nilai-nilai hakiki itu termuat dalam ajaran agama. Spiritualitas itu sendiri
berada pada hati nurani agama.oleh sebab itu, menurut nurcholis madjid jika
seseorang memahami hati nurani agama, dialog agama menjadi mudah.dengan
spiritualitas sejatinya kedamaian hidup bisa diwujudkan.spiritualitas
hakikatnya adalah kepedulian lintas agama, lintas ras, lintas bangsa, maupun
lintas geografis. Jelasnya , spiritualitas merupakan kepedulian paripurna,
yakni kepedulian lintas makhluk.
E. Doa
Doa tak dapat dilepaskan dari nilai-nilai spiritualisme. Secara umum, doa
dijumpai baik dalam kehidupan masyarakat beragama, penganut aliran kepercayaan
(non agama), maupun paganisme (animisme). Doa ada
juga kaitannya dengan kondisi kejiwaan manusia.
1.
Doa dan Bencana.
2.
Mengusir makhluk halus.
3.
Mencoba mengubah takdir.
4.
Pengobatan.
F. Agama dan Kesetaraan Gender
Permasalahan
seputar gender tak dapat hanya dilihat dari tampilan dalam kondisi yang ada
sekarang. Akar permasalahannya perlu ditelusuri jauh kebelakang, meniti latar
belakangnya sejarah perkermbangan
peradapan manusia di zaman ke zaman.
1.
Sejarah kelam kaum perempuan
Zaman
berubah, tapi perlakuan terhadap kaum perempuan hampir tak pernah beranjak.
Sejak dari zaman kuno hingga ke zaman modern sekarang ini, kaum perempuan
selalu ditempatkan sebagai “bawahan” kaum laki-laki.berada dibawah perintah
laki-laki.status ini tampaknya bersumber dari latar belakang perjalanan sejarah
yang cukup panjang. Salah satu diantaranya dapat dilacak dari kata family (keluarga).
2. Jahiliyah Modern
Perlakuan
kasar yang tidak manusiawi terhadap kaum perempuan rupanya bukan “monopoli”
budaya masyarakat “biadab” dizaman kuno. Dalam kehidupan masyarakat “beradab”
di abad modern sekarang ini, perlakuan serupa terus belangsung. Modus
operandingnya bisa saja berbeda. Namun intinya sama, yakni penistaan terhadap
harkat dan martabat kaum perempuan. Dan ini terus berlangsung dan berulang
sejak zaman dahulu hingga ke era global ini. Berlanjut dalam sebuah siklus
“budaya kelam”.
Namun
sayangnya, kecenderungan seperti itu seakann tidak memper” kuarang” atau
terlalu lamban berkembang. Kisah pilu masa lalu kaum perempuan masih juga
mencuap. Bahkan terkesan meningkat jadi lebih “ sadis”. Kasus kekerasan dalam
rumah tangga (KDRT) merupakan gambaran yang paling treansparan tentang
perlakuan terhadap kaum perempuan.
3.
Keluhuran ajaran agama
Betapapun
“ringannya” bentuk “penistaan” terhadap kaum perempuan, ternyata sama sekali
tidak terkait dengan “ajuran” ataupun norma-norma ajaran agama manapun.agama
yang menjunjunbg nilai-nilai keluhuran, jelas tak bakal membenarkan perlakuan
“kasar” terhadap kaum perempuan. Apalagi sampai ketingkat pelecehan,
pelanggaran susila, pelacuran maupun eksploitasi kaun perempouan.
Terlalu
banyak pernyataan Rasulullah Saw. Yang mengindikasikan perlakuan baik terhadap
kepada perempuan. “ortang mu’min yang sempurna imannya dalah yang baik akhlaknya.
Sebaik-baik akhlak (seorang laki-laki mu’min) adalah yang terbaik kepada
(memperlakukan) istrinya”, jelas Rasulullah Saw. Perlakuan baik kepada kaum
perempuan ditempatkan sebagai tolak ukur peringkat keimanan dan kemuliaan
akhlaknya. Laki-laki yang memperlakukan istrinya dengan baik, menandakan
kemuliaan akhlaknya selaku suami, damn kesempurnaan imannya selaku muk’min.
Pernyataan ini bila saja diterapkan dan dipedomani dalam kehidupan berumah
tangga, dijamin tak bakal terjadi KDRT. Bentuk kekerasan yang mengalami hingga
kebentuk kekerasan yang lebih berat.
Lalu
berikutnya, dalam kehidupan sosial, peluang kaum perempuan untuk memainkan
perannya juga terbuka lebar. Sebagai contoh, adalah dalam aktivitas berikut
ini:
a. Dalam bidang kemiliteran (logistik dan
kesehatan)
b. Bidang propesional
c. Dalam keluarga
Hak
memilih nuntuk calon suami.” Janda tidak boleh dinikahkan, sehingga diminati
kesediaannya, dan perawan tidak boleh dinikahkan sehingga dimintai izin”, sabda
Rasuliullah Saw. (HR Bukhari dan Muslim).
1. Pembagian tugas dalam keluarga
2. Tolong menoilong dalam kepemimpinan
3. Tolong menolong dalam mencari nafkah
4. Tolong menolong dalam memelihara dan
mendidik anak
5. Tolong menolong dalam mengatur urusan
rumah tangga
6. Hak istri menuntut cerai ( abu syuqqah,
1993:138-139)
Meskipun dalam posisi
yang sama, tetapi sebagai makhluk ciptaan, sang Maha Pencipta telah
menganugrahkan perbedaan kodrat yang sama sekali tidak bakal mungkin dipaksa
untuk disetarakan. Dengan adanya perbedaan secara kodrati ini maka laki-laki
dan perempuan jadi saling membutuhkan. Upaya yang paling tepat untuk
mengatasinya perbedaan ini adalah dengan membina kerukunan, keharmonisan, dan
keserasian, bukan keseteraan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar