RESUME KELOMPOK 17
BIMBINGAN
DAN PENYULUHAN MASYARAKAT
A.
Kehidupan Moderen Dan Kehidupan
Bermakna, Sebuah Tinjauan Sikologi
Kehidupan moderen ditandai denggan perkembangan sains dan teknologi
yang pesat luar biasa yang menjanjikan berbagai kepamajuan dan kemudahan bagi
mereka yang berhasil memenuhi tuntutan modernisasi. Menjadi sebuah sekaligus
tantangan bagi umat manusia untuka meningkatkan taraf kehidupan yang dapat
dipenuhi hanya dengan bekerja keras dan bukan dengan bersantai santai.
1.
Kehidupan Modern
Kehidupan yang menawarkan tiga hal kepada manusia yang hidup di era
modernisasi yakni; Harapan, Kesempatan,
dan Tantangan. Menjanjikan harapan untuk memperbaiki nasib dan kelimpahan
materi, memberikan peliang untuk dapat mengaktualisasikan diri, dengan memacu
diri berkerja keras sebagai tantangannya. Kehidupan moderen yang cenderung
menuntut pola fikor yang dan pandang yang rasional, cara kerja efesien dan
efektif dengan kecepatan dan volume kerja yang meningkat yang kemudian sering
untuk ,mengabaikan hal hal yang juga sarat mengandung makna hidup.
2.
Kehidupan Bermakna
Makna hidup adalah hal-hal yang oelh seseorang dipandag penting,
dirasakan berharga dan diyakini sebagai suatu yang benar serta dapat dijadikan
tujuan hidupnya. Karakteristik makana hidup adalah personal, temporer, dan
unik, artinya apa yang dianggap penting dapat berubah dari waktu ke waktu. Dan
disaat saat bermakna belum berarti bermakan pula bagi orang lain.
Adapun
sumber sumber makna hidup antara lain adalah:
1.
Creative Values (nilai nilai
kreatif) bekerja dan
berkarya serta melaksanakan tanggung jawab penuh pada pekerjaan.
2.
Exsperiental Values (nilai nilai penghayatan) meyakini dan menghayati kebenaran,
kebijakan, keindahan, keadilan, keimanan, dan nilai nilai lain yang dianggap
nerharga.
3.
Exsperiental Values (nilai nilai bersikap) menerima dengan tabah dan mengambil sikap
yang tepat terhadap penderitaan yang tak dapat dihindari lagi setelah berbagai
upaya dilakukan secara optimal tetapi tak berhasil mengatasinya.
Berdasarkan
pandangan psikologi yang menyatakan bahwa hidup ada pada setiap keadaan,
jawabanya adalah bisa iya dan bisa tidak. Kuncinya adalah sejauh mana kita
dapat meyesuaikan diri pada tuntunan modenisasi dab mampu pula menemukan makan
dari kehidupan modern itu sendiri. Sebagai salah satu upaya yang dapat
dilakukan untuk mencapai makna hidup adalah “Melatih
diri menge,bangkan pribadi” yang dapat dilakukan dengan 5 cara yaitu:
1.
Pemahaman diri
2.
Bertindak positif
3.
Pengakraban hubungan
4.
Pendalaman dan penerapan tri nilai (nilai-nilai kreatif , nilai
penghayatan, dan nilai sikap)
5.
Ibadah
B.
Landasan Islam Untuk Pengembangan
Teknik Bimbingan Dan Penyuluhan Masyarakat
Pada saat ini banyak sekali para da’i, para ustad, pembimbing dan
penyuluhan masyarakat bahkan tekadang yang sudah kelas kiayipun telah banyak
melakukan maudh hasanah atau creamah ceramah
agama kepada masyarakat, akan tetapi perubahan prilaku yang dihasilkan
sangat kecil bahkan terkadang proses dakwah yang mereka lakukan tidak berhasil.
Mengapa sampai terjadi hal yang demikian, mereka seakan-akan menghadapi “benag
kusut” dan tidak tahu lagi dari mana dan bagaimana harus mengurainya.
Kebingungan ini menurut penulis biasanya bersumber dari beberapa hal
diantaranya :
1.
Kurang memahami kondisi dan corak kehidupan atau kecendrungan
masyarakat setempat sebagai objek dakwah
2.
Kurang memahami prinsip prinsip yang mendasari teori dan strategi
dakwah yang lebih persuasif
3.
Kurang percaya diri
4.
Para da’i ataupun penyuluh agama kurang mempunyai sumber moral
(Moral Force) yang utuh
Oleh karena itu sesuai dengan nilai nilai yang terkandung dalam
Al-Quran dan Hadits, maka seseorang pembimbing (para da’i, ustadz, dan lainya)
seyoganya memiliki karakteristik sebagai berikut :
1.
Beriman dan bertaqwa kepada Allah
2.
Memiliki karakteristik pribadi yang baik (akhlaqul karimah) dan
percaya atas kemampuannya sendiri
3.
Memiliki kemampuan profesional (keahlian) dalam bidang dakwah atau bimbingan
dan penyuluhan masyarakat
4.
Memiliki kemampuan kemasyarakatan (berukhuwah islamiyah) atau
mengenal faktor psikologis masyarakat yang sedang dihadapi baik kelompok
remaja, dewasa maupun golongan orang tua.
1.
Bagaimana Mengenal Kondisi
Masyarakat
Setiap
lingkungan masyarakat memiliki struktur, nilai-nilai, potensi, kendala dan
dinamika masing masing. Dalam melaksanakan bimbingan dan pendidikan pada
masyarakat hal itu benar-benar harus dikenal, agar jelas hal-hal yang positif
yang perlu ditingkatkan pengembangannya dan hal hal yang negatif yang justru
harus dikurangi dan dihambat supaya tidak berkembang.
Ada 4 aspek
penting dalam kehidupan masyarakat ynag kiranya perlu mendapat perhatian para
da’i, pembimbing dan penyuluh masyarakat, yakni:
1.
Nilai nilai yang dianut oleh masyarakat
Akan tetapi karena nilai-nilai itu tak kasap mata (invisible), maka para pembiming perlu
mengetahui indikator indiktornya, antara lain
Ø Kecendrungan bertindak dalam menghadapi suatu
peristiwa
Ø Hal hal yang
sangat dihargai dan dikecam oleh masyarakat setempat
Ø Tema tema
pembicaraan para tokoh tokoh panutan masyarakat
Ø Tema tema
cerita rakyat dan ungkapan ungkapan budaya
Ø Apa yang
membuat malu, menyinggung perasaan dan menimbulkan reaksi keras dari orang
bnyak
Ø Pengarahan dari
pejabat pejabat pemerintah
2.
Kebutuhan umat masyarakat
Adanya kebutuhan yang mendorong proses perubahan dan dinamika
masyarakat ini biasanya terjadi karena:
Ø Merasakan
sendiri adanya kekurangan yang perlu dipenuhi
Ø Sangat
disadarkan kekurangan dan kebutuhan kebutuhanya
Ø Pengaruh dari
pergaulan dan contoh contoh yang diamati
Ø Rekayasa
terencana untuk menawarkan kebutuhan-kebutuhan baru
Ø Pergeseran
nilai hidup yang menimbulkan berbagai tuntutan. .
3.
Hal hal yang peka dalam masyarakat
Yakni hal hal yang apabila dilanggar atau tidak diperlakukan baik
baik akan menimbulkan kekresahan dan reaksi keras masyarakat dan sebaliknya.
4.
Memahami kondisi dan kejadian aktual dalam masyarakat
Para pembimbing sebaikantya mengetahui dari waktu ke awaktu hal ini
dan terus menerus mengikuti informasi tentang peristiwa yang terjadi di
masyarakat.
C. Asas-asas Bimbingan dan Penyuluhan Masyarakat
Bimbingan dan penyuluhan secara pribadi ataupun masyarakat pada
hakikatnya adalah pendidikan. Pendidikan adalah proses bimbingan jasmani dan
rohani menuju kepribadian yang utama atau proses mengubah keadaan yang kurang
baik menjadi lebih baik, berupaya mempertahankan yang sudah baik dan
meningkatkannya menjadi lebih baik lagi. Bimbingan dan penyuluhan masyarakat
dengan demikian dapat diartikan secara umum sebagai usaha untuk meningkatkan
sikap dan prilaku masyarakat menjadi lebih baik lagi.
Untuk mencapai keberhasian dalam proses dakwah atau bimbingan dan
penyuluhan masyarakat, ada beberapa prinsip yang islami yang dapat membantu
para da’i atau para penyuluh masyarakat agar proses dakwah tersebut tidak sia
sia. Adapun prinsip prinsip tersebut dikenal dengan Sapta Asas ISLAMKU (Ibadah, Silaturahim, Lugas, Adaptasi,
Musyawarah, Keteladanan, dan Upaya mengubah nasib)
1.
Asas Ibadah
2.
Asas Silaturahmi
3.
Asas Lugas
4.
Asas Adaptasi
5.
Asas Musyawrah
6.
Asas Ketauladanan
7.
Asas Upaya merubah nasib
D. Menggapai Rasa Tenang dan Tentram dengan Dzikrullah
1. Resep Al-Quran tentang cara mendapatkan rasa tenang dan tentram
dengan dzikrullah
Dalam hadits nabi saw yang diriwayatkan oleh imam muslim telah
dinyatakan pula tentang dzikir sebagai salah satu cara terapi jiwamendaptkan rasa
tenag dan tentram:
”orang orang yang duduk berkumpul mengingat
allah , memeluk akan mereka malaikat-malaikat rahmat, dilindungi oleh Tuhan dan
turunlah ketenangan bagi mereka, dan mereka diingatTuhan dihadapan makhluk yang
banyak di sia-siakan” (HR. Imam Muslim)
Secara
umum dzikrullah adalah perbuatan mengingat Allah dan keagungan Nya, yang
meliputi hampir semua bentuk ibadah dan perbuatan baik seperti tasbih, tahmid,
sholat, membaca Al Quran, berdoa, melakukan kebaikan dan menghindari dari
kejahatan (Hasby,1977:34). Sedang dalam arti khusus dzikrullah adalah menyebut
nama Allah sebanyak banyaknya dengan memenuhi tata tertib, metode, rukun dan
syarat-syaratnya.
Adapun
tata cara dzikrullah pada garis besarnya adalah:
a.
Yang disebut : Nama Allah
b.
Cara menyebut : dalam hati lembut, menyucikan
c.
Sikap Jiwa : sabar, takwa, tekun, tak
berlebuhan, tidak lalai, rendah
hati (rawadlu)
d.
Jumblah : sebanyak banyaknya (tak dibatasi)
e.
Waktu-waktunya :
setiap saat, tak terikat waktu untuk berdzikir
(Djumhana,
2005:159)
Sedangkan
tentang manfaat yang akan diperoleh dari pelaksanaan dzikir adalah sebagai
berikut:
a.
Pertama, dzikrullah sebagai sarana komunikasi untuk mendekatkan diri kepada
Allah,
b.
Kedua, menjadi golongan yang unggul.
c.
Ketiga, Allah menyediakan ampunan dan pahala yang banyak bagi mereka yang
banyak melakukan dzikrullah.
d.
Keempat, dzikrullah membentengi diri dari segala siksa dan bencana.
e.
Kelima, dzikrullah menunda datangnya kiamat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar